Artikel tentang Kreativitas dan Inovasi
Upaya Mewujudkan Pemahaman mengenai Kreativitas & Inovasi di Masyarakat
15 Maret 2021
Bagaimana Membentuk Pengertian?
Mengerti adalah istilah yang sering kita dengar dan juga praktikkan dalam keseharian: “Saya mengerti apa yang Anda katakan,” “Sudahkah mengerti apa yang disampaikan oleh guru Anda di kelas?” “Saya mencoba untuk mengerti apa yang diinginkan oleh klien.”

Mengerti tentang mengerti?
Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “mengerti” itu? Sejauh mana kita bisa dapat dikatakan mengerti tentang sesuatu? Apakah mengetahui sedikit informasi dapat dikatakan mengerti? Apakah mengetahui tanpa menjalankan dapat dikatakan mengerti? Atau mengerti adalah memahami sesuatu dan menjalankan sesuatu itu dalam kondisi kesadaran penuh?
Mengerti memang lebih dekat dengan unsur pengetahuan yang dikuasai berdasarkan informasi; Saya mengerti tentang bagaimana menggunakan media sosial karena menguasai segala seluk beluk informasi mengenai media sosial. Saya mengerti bagaimana mendesain karena menguasai berbagai informasi tentang desain. Saya mengerti tentang permasalahan yang dihadapi oleh sahabat saya karena saya punya cukup banyak informasi tentang hal tersebut.
Mengerti saja tidak cukup.
Namun, apakah mengerti sesuatu saja cukup? Ada tingkat pengetahuan yang lebih tinggi yaitu memahami. Dalam memahami, kita masuk pada dunia yang lebih abstrak. Kita masuk pada dunia ide, yang pada dirinya lepas segala hal yang material – yang tidak stabil dan berubah-ubah.
“Saya memahami bagaimana mendesain sehingga meskipun saya tidak mengetahui cara menggunakan perangkat lunak, saya tetap tahu bagaimana mendesain itu.”
“Saya memahami masalah yang dihadapi oleh sahabat saya dan saya tahu cara untuk membantu mengatasinya tanpa benar-benar ikut campur dan melanggar privasinya.”
“Saya memahami apa yang dimaksud sebagai identitas dari suatu perusahaan sehingga saya tidak hanya akan membuat logo saja, tapi juga melakukan riset menyeluruh agar menghasilkan apa yang dimaksud sebagai identitas berdasarkan setiap unsur yang ada dalam perusahaan.”
Selain memahami dan mengerti.
Demikian yang dimaksud dengan memahami, sebagai taraf yang lebih tinggi daripada sekadar mengerti. Lantas, adakah tingkat yang lebih bawah dari mengerti?
Ada, yaitu ketika seseorang dengan mudah mempercayai sesuatu berdasarkan informasi yang cukup, tapi kurang mau untuk menyelidiki lebih jauh. Orang semacam ini biasanya hanya terpesona oleh tampilan-tampilan dari objek saja.
Ada yang lebih bawah daripada itu, yaitu ketika seseorang hanya mampu menduga-duga, berdasarkan informasi yang sangat minim. Orang semacam ini adalah orang yang terlalu konkrit sehingga mudah sekali terpesona atau bahkan termanipulasi oleh berbagai citra.
Lebih mengerti tentang mengerti.
Dalam artikel ini, kita mencoba untuk mendalami hingga tahap mengerti saja dulu, yang sebenarnya untuk sampai tahap itu saja, masih berlimpah berbagai hambatan yang harus kita atasi. Tentang pengertian, kita akan membagi pada dua posisi yaitu posisi apresiator dan posisi konseptor.
Hambatan yang mungkin terjadi pada diri apresiator ketika dia mencoba untuk mengerti sesuatu adalah sebagai berikut:
- Memang tidak ada konsep yang bisa diapresiasi atau jikapun ada, sulit dimengerti
- Konsep yang dicoba diapresiasi, ternyata banyak kesamaan dengan konsep lain yang sudah ada
- Apresiator itu sendiri tidak mau menggali lebih jauh dan berhenti pada objek saja
- Apresiator selalu memerlukan contoh dan kondisi yang konkret padahal yang lebih penting adalah ide di baliknya
- Mudah silau dan terpesona oleh akrobat visual atau teknologi yang menghibur sesaat
- Mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
Sementara hambatan yang mungkin terjadi pada diri konseptor ketika dia mencoba untuk memberi atau membentuk pengertian adalah sebagai berikut:
- Kurang berani untuk mengujicobakan pengetahuan yang dimiliki
- Kurang punya variasi dalam membuat konsep
- Kurang punya rasa empati
- Kurang punya minat terhadap pengetahuan yang mendukung kegiatannya atau kalaupun punya, kurang bersemangat dalam mengembangkannya
- Terjebak pada tren ataupun popularitas
- Kurang didukung oleh keahlian atau kemampuan teknis
Hambatan untuk mengerti ternyata cukup banyak dan sebaiknya diatasi satu per satu agar kita mampu menggapai taraf memahami. Jika kita sudah mampu memahami sesuatu, artinya kita terbebas dari segala yang konkrit dan masuk ke alam ide di mana kita bagaikan melayang di udara: mampu melihat segala sesuatu dengan lebih lengkap.